Kamis, 31 Juli 2014

Coffee Cuping


 
Untuk menjadi pencinta kopi sejati, “wajib” hukumnya belajar tentang kopi itu sendiri. Kalau mau menjadi master harus berguru dulu ke guru yang tepat.

Apa itu Coffee Cupping?

Coffee Cupping adalah suatu kegiatan mencoba cita rasa suatu produk kopi untuk mengetahui kualitas kopi tersebut dengan cara memberikan penilaian. Dalam kopi istilah cupping berarti pengetesan karakter minuman kopi, setiap varietas tanaman kopi memiliki karakter berbeda, dan dapat dipadu padankan untuk menciptakan rasa yang diinginkan, hal ini disebut blending. 


Kegiatan penilaian ini dilakukan dangan cara Mencium (Sniffing), Menyeruput (Slurping), dan Meneguk (Swallowing) kopi tersebut. Jadi sebelum anda melakukan kegiatan ini pastikan anda tidak Flu, Sariawan atau Radang tenggorokan. Kegiatan Coffe Cupping ini biasanya dilakukan oleh para coffee expert dan juga pencinta kopi di seluruh dunia. Beberapa unsur mendasar dalam cupping diantaranya ialah : Prosedur Cupping. Hal yang harus sangat dipastikan sebelum melakukan cupping yaitu:

  1. Pastikan mulut kita bersih dari rasa makanan yang kita makan sebelumnya, hindari juga memakan makanan beraroma tinggi karena hal itu akan merusak rasa kopi saat proses cupping.
  2. Bersihkan mulut sebelum cupping, mulut harus terasa netral
  3. Jangan pernah memakai parfum atau apapun yang beraroma menyengat, karena hal ini menggangu sensitifitas  hidung terhadap aroma kopi
  4. Pastikan kebersihan diri, pakaian, dan lingkungan. cuci tangan dahulu, biar bersih. anadhofatu minal iman, kebersihan sebagian dari iman
  5. Lakukan cupping sebelum kopi menjadi dingin, karena bila dingin kopi akan berubah rasa dan bila diminum bisa memicu reaksi gas di lambung membuat perut kembung.
Persiapan
Sebelum melakukan coffee cupping yang perlu disiapkan adalah Air panas, gelas, sendok dan beberapa produk kopi berupa serbuk kopi yang siap untuk diseduh. Selain itu siapkan juga Cupping Form dan Tester Flavor Wheel dan pulpen untuk melakukan penilaian. Cupping form ini dapat di download di Internet dengan meng-Google kata kunci ”Cupping Form+filetype:pdf“, atau dapat diambil di SCAA Cupping Form Form bisa saja berbeda-beda namun prinsipnya adalah sama dan standard untuk cupping ini.


Acidity

Keasaman, digunakan sebagai istilah kopi, mengacu pada rasa sepet, rasa seperti buah, atau anggur (wine) seperti karakteristik rasa ditemukan di banyak kopi Arabika yang tumbuh di dataran tinggi. Kopi dengan keasaman tinggi digambarkan sebagai acidy, yang tidak ada hubungannya dengan jumlah asam, atau pH. Kopi sebenarnya memiliki pH yang relatif netral antara 5 dan 6. Ketika kopi hijau disimpan selama lebih dari satu tahun akan mengalami pengurangan rasa dan keasaman. Juga, keasaman berkurang jika kopi yang dipanggang lebih gelap.

Aftertaste

rasa yang tertinggal setelah menyeruput kopi,. Juga disebut "finish", aftertastes bisa terasa seperti cokelat, gosong, ber-rempah, mirip tembakau, tajam, dll

Proses Cupping Aftertaste

ambil satu sendok makan kopi dari cangkir, masukkan ke mulut lalu kumur-kumur kemudian segera muntahkan kopi tadi (jangan diminum) rasa kopi yang tertinggal di mulut bisa saja asam atau pahit, itulah yang dinamakan aftertaste

Aroma

Aroma kopi adalah wangi kopi yang diseduh dan berkaitan erat dengan rasa kopi. Tanpa indra penciuman kita, rasa akan terbatas pada indra lidah manis, asam, asin, dan pahit. Banyak nuansa kopi tercermin dalam bau, atau "hidung". tipikal Aroma kopi yang diantaranya termasuk floral, winey, chocolately, spicy, tobaccoy, earthy, dan fruity. Aroma kopi juga dialami setelah minum kopi ketika uap melayang ke atas ke dalam rongga hidung. aroma paling banyak berpengaruh pada aftertaste kopi. proses roasting paling berpengaruh terhadap aroma kopi, dan aromanya akan segera turun dengan cepat setelah roasting selesai. kesegaran kopi, termasuk aroma, dapat dipertahankan selama berbulan-bulan jika ditempatkan dalam penyimpanan yang tepat segera setelah memanggang.

Proses Cupping Aroma

kopi yaitu dengan menyeruput kopi lalu telan udara di dalam mulut kemudian hembuskan keluar hidung, apa yang tercium ketika menghembuskan uap kopi melalui hidung itulah aroma kopinya.

Balance

sulit menciptakan kopi yang balance antara rasa yang luar biasa dan karakteristik aromanya. Misalnya, Yaman Mocha biasanya berani dan beraroma, tetapi juga seimbang. Sebaliknya, Kenya AA, umumnya memiliki rasa anggur dan fruity yang mendominasi. Sebuah kopi yang seimbang juga memiliki rasa yang dapat dirasakan secara merata di seluruh lidah. Memadukan kopi yang berbeda bersama-sama, jika dilakukan dengan benar, dapat membuat kopi beraroma dan seimbang. bagaimanapun balance tidak terlalu diperlukan karena beberapa orang lebih memilih kopi dengan perbedaan rasa yang sangat kuat.

Rasa Pahit

rasa pahit terdeteksi terutama di bagian belakang lidah. Kepahitan adalah karakteristik dari dark roasted coffee

Proses Cupping Rasa Pahit

caranya yaitu sama dengan proses cupping aftertaste diatas

Body

body menentukan ketebalan kopi, krim yang dihasilkan, rasa yang menyenangkan dilidah, dan kuatnya rasa.
body dihasilkan dari bubuk kopi yang terlarut berasal dari minyak saat ekstaraksi biji kopi. karakter body yaitu ringan, medium, dan berat berkisar antara tipis seperti air, hingga tebal dan creamy

chart aroma & taste image
chart aroma & taste image


chart taste image
chart taste image



Coffee Fest AE, Bukan Sekedar Ngopi

Barista dari Madiun dan Jogja sedang narsis selepas acara
Ngopi bukan lagi sebuah kegiatan biasa. Sudah menjadi trend dan lifestyle. Tidak jarang dijumpai seorang eksekutif muda, sepulang dari bekerja menghabiskan waktu di sebuah kedai kopi, sambil berbincang dengan relasi kerja dan meluangkan waktu untuk menilik socmed. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan kedai kopi di Madiun menjadi semakin pesat. Di tahun 2009 awal barangkali hanya satu atau dua kedai kopi yang beroperasi di Madiun. Kebanyakan hanyalah warung angkringan di pelataran stadion atau alun-alun. Kini, kedai kopi sudah menjamur, hingga jumlahnya lebih dari sepuluh. 

Barista tak hanya menyajikan kopi,
namun juga memberikan edukasi pada pecinta kopi

Memang tak bisa dipungkiri, kopi menjadi salah satu minuman paling diminati di masyarakat. Ada benarnya jika seseorang mengatakan, "ide dan kreatifitas bisa muncul ketika ada secangkir kopi disamping laptop." Sudah menjadi semacam sugesti bahwa kopi bisa meningkatkan daya kreatifitas seseorang dalam menuangkan ide. Anda percaya??


Coffee Brewing Class bersama Pepeng,
barista dari Klinik Kopi Jogja 

Disinilah para pecinta kopi dan barista berkumpul untuk bersama-sama mengadakan sebuah acara ngopi. Dikemas dalam konsep yang sederhana namun tepat, mengawinkan antara kopi dan fotografi. "Pecinta fotografi di Madiun itu kebanyakan doyan kopi juga soalnya." kata ketua komunitas Madiun Photography, Philip Wibowo.


Peserta Lomba Motret Kopi, sedang mencari angle yang pas

Acara yang digelar selama dua hari tersebut, tergolong cukup sukses dengan menghadirkan 9 barista dari Madiun, dan seorang barista dari Jogja. Beberapa kedai kopi yang berkontribusi dalam Coffee Fest AE diantaranya adalah Waroeng Latte, Kedai Becak, Markas Kopi, After Hour, De-Klop, Enefka Pe, Pring Ijo, Notoroso, Ikopi, dan Klinik Kopi. Tak hanya sruput kopi, di acara tersebut juga diadakan Lomba Motret Kopi dengan tema 'Kopi Menurut Kamu' dimana peserta lomba ditantang kreatifitasnya untuk mengembangkan konsep kopi dalam fotografi. 

Peserta Lomba Motret Kopi, menentukan konsep kopi yang
akan dituangkan dalam fotografi

"Motret Kopi ini termasuk dalam still life dan Food & Beverage Photography, namun disini akan ditekankan pada Food & Beverage Photography nya." kata Niko Marta Whiyana, selaku trainer workshop dan juri dalam Lomba Motret Kopi yang digelar pada hari kedua. Antusias masyarakat sangat luar biasa. Pengunjung yang datang tak hanya dari Madiun, tapi ada yang datang jauh-jauh dari Malang, Jakarta, dan beberapa kota lain sekedar ingin ngopi dan saling mengenal sesama pecinta kopi. 

selain ngopi, pengunjung juga bisa menikmati acara music
dari Grup Bagus and Friends

Yang menjadi poin utama dalam Coffee Fest AE pertama ini yaitu Coffee Brewing. Bagaimana cara mengolah dan menyajikan kopi. Karena beda pengolahan maka beda pula rasa yang diciptakan. Disinilah barista mendapatkan tugas dalam meng-edukasi masyarakat tentang kopi, sehingga bisa menghargai kopi. 

Memang, harga kopi di kedai kopi tak semurah kopi di warung, karena dari pengolahan dan cita rasa yang dihasilkan memang berbeda. "Saya puas sekali dengan acara ini, karena ini memang cita-cita saya sejak dulu ingin mengedukasi masyarakat tentang kopi." sahut Ferry, pemilik Kedai Kopi Waroeng Latte. 

Ikopi, salah satu kedai kopi tertua diantara kedai kopi lain
yang ikut di acara Coffee Fest AE ini
Masing-masing kedai kopi yang tampil di acara Coffee Fest AE tersebut memiliki ciri khas. Ada yang menampilkan Latte, Cappucino, Single Original, dan Kopi Tubruk ala Ikopi. Jika Anda belum sempat datang di acara Coffee Fest AE yang pertama, Anda bisa datang di acara Coffee Fest AE kedua yang akan digelar lebih meriah lagi dengan konsep yang lebih menantang.

REVIEW : MADIUN PHOTOGRAPHY EXHIBITION

Beberapa karya fotografer muda yang rata-rata masih SMP

Accoustic Live by Rainbow And The Sun

Bedah Karya di hari kedua Pameran

Visitor Pameran ada yang dari luar negeri, kebetulan pas makan di i club Madiun

Kalau ini foto karya saya, berjudul "Life is About Transparency"  

KOMPOSISI CERDAS : HUTAN JATI, KOPI, DAN PEPENG

Sumber : septisutrisna.blogspot.com

Saya masih bingung, ketika seorang teman bilang, "ah kopi dieng itu enteng, kurang menantang. Itu biasa" 




Malam itu saya terbawa menuju sebuah kedai kopi yang berada di tengah hutan jati. Kedai itu bernama Klinik Kopi. Ketika masuk, saya langsung ingat pada sebuah buku karya Dee Dewi Lestari 'Filosofi Kopi'.


Pemilik kedai Klinik Kopi, bernama Pepeng menyambut kami dengan hangat, sehangat senyumnya pada setiap pelanggan. Dia menjelma seperti seorang pria bernama Ben yang saya kenal dalam perjalanan Filosofi Kopi.


Satu persatu dari kami ditanyai, ingin diracikkan kopi jenis apa, plus story coffee nya. Ah, barista ini memang manis. Saya manggut-manggut melihatnya presentasi jenis kopi, meski yang ada dalam otak saya, "boleh minta pin bb?"


Saya makin suka dengan barista ini, karena dia mengenakan kaos yang istimewa. Kaos dengan design tulisan yang pas dengan isi otak saya. "Petualangan adalah pergi tanpa titik tujuan, membiarkan dirimu tersesat, mencari dan memilih, dan kamu tak tahu kapan harus pulang"











Kemudian giliran saya. Ketika Pepeng menanyakan, "mau kopi apa?" Saya lantas menjawab, "silahkan kamu pilihkan. Saya ingin yang sederhana" Tak lama, secangkir kopi Dieng tersaji. Iya, ini rasanya sederhana, simpel, sesuai angan-angan saya. Berhubung di lantai atas tak diijinkan menyalakan rokok, saya dan teman-teman putuskan untuk membawa kopi ke bawah. Lalu seorang teman menanyai, "Apa kopimu itu?" Saya jawab, "Dieng". Mereka menertawai, dan teman saya bilang, "Ah kopi dieng itu enteng, kurang menantang. Itu biasa"

Saya bingung, apa yang salah dengan kopi Dieng yang hanya sederhana ini? Yang tak sepekat Wamena... Karena menurut saya, kopi itu bukan soal kelas atas, kelas bawah. Bukan soal 'berat' atau 'nikmat'. Bagi saya, kopi itu tentang rasa yang ingin saya capai. Seperti perasaan saya ketika memasuki ruang bertekstur coklat kayu dan kaca-kaca jendela. Seperti ketika pertama kali, saya menemukan barista jelmaan Ben meracik kopi dengan aura yang meluap-luap.




Seperti malam itu, dimana saya merasakan sesuatu yang sederhana : Hutan Jati. Kopi. Pepeng. Tiga komposisi penyetara hati saya dalam sebuah misi Petualangan. 





Sorlem, Angkringan Magetan, Suasana Jogja Solo

Sorlem, angkringan Magetan, suasana Jogja Solo
Jam sembilan malam kurang sedikit, mobil Livina plat L berhenti di depan gang rumah saya. Yuni turun dari mobil memberi tanda siap untuk melaju. Sementara Ryo Bajuri dan Wisnu Soedibyo sudah menanti dari tadi di rumah saya. Malam ini, saya dan teman-teman berencana ngopi di daerah Pabrik Gula Glodok Magetan.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai di Sorlem, warung kopi angkringan milik seorang teman Komunitas Photography, Kontak Dedy. Awalnya saya bertanya-tanya, "Kenapa namanya Sorlem?" ternyata, gara-gara Pohon Pelem (mangga) yang berada tepat didepan warung angkringan. Makanya diberi nama Sorlem (Ngisor Pelem yang artinya dibawah Pohon Mangga).

Setibanya di Sorlem, kami langsung menyerbu nasi kucing yang isinya hanya sekepal tangan ditambah sambal teri. Favorit saya ceker bacem. ah, ternyata ngga hanya tempe dan tahu aja yang bisa dibacem. Disini ada ceker dan kepala ayam bacem. 

Sambil menyantap nasi kucing dan jajanan, Kontak Dedy, pemilik warung angkringan mulai membuka obrolan soal Fotografi. Suasana santai malam itu menyinggung soal metering nol. Sementara yang lain asyik ngobrolin metering nol, saya motret lokasi warung angkringan yang tergolong unik. 

"Ini rumah siapa mas?" 
"Rumah nenek, sudah lama ngga ditempati."

Ah, pantesan. Dari tadi hawanya adem disini, hahaha batin saya. Lalu, saya melanjutkan memotret dengan sedikit merinding.

(sumber : septisutrisna.blogspot.com)

Komunitas di Madiun

Add caption

"Anak mana kamu?" Ketika muncul pertanyaan seperti itu, pasti yang dimaksud adalah "Kamu ikut Komunitas apa?" 
Komunitas bukan lagi sebuah kegiatan berdasarkan hobi, tapi sudah menjadi identitas bagi seseorang. Jadi sudah seperti kebutuhan bagi setiap orang untuk bergabung dalam komunitas tertentu. Tentunya disesuaikan dengan minat dan hobi masing-masing. Namun sebelum kamu memutuskan untuk bergabung dalam komunitas, sebaiknya tahu, Apakah Komunitas itu?

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger, 2002: 4). Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:



Berdasarkan Lokasi atau Tempat

Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis. Dan saling mengenal satu sama lain sehingga tercipta interaksi dan memberikan konstribusi bagi lingkungannya.
Berdasarkan Minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku, ras, hobi maupun berdasarkan kelainan seksual. Komunitas berdasarkan minat memiliki jumlah terbesar karena melingkupi berbagai aspek, contoh komunitas pecinta animasi dapat berpartisipasi diberbagai kegiatan yang berkaitan dengan animasi, seperti menggambar, mengkoleksi action figure maupun film.
Berdasarkan Komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.


Beberapa Komunitas di Madiun dan sekitarnya antara lain :

Madiun Photography (Komunitas Fotografi)
http://www.madiunphotography.com/p/portofolio.html 
https://www.facebook.com/groups/madiunphotography
http://mpmadiun.blogspot.com/





Crayon AE (Komunitas Fotografi)
https://www.facebook.com/crayon.ae?fref=ts

Madiun Bersepeda
https://www.facebook.com/madiun.bersepeda.3

Stand Up Comedy Madiun
https://twitter.com/StandUpIndo_MN
085746064348 / 7D1AF0F0 
standupindomadiun@gmail.com






 

Majelis Satra Madiun
@sastramadiun
https://www.facebook.com/pages/Majelis-Sastra-Madiun/153122548079557?fref=ts


Historia Van Madioen
https://www.facebook.com/groups/hvanmadioen/?fref=ts

Angkringan, Tak Pernah Mati


Angkringan (berasal dari bahasa Jawa 'Angkring' yang berarti duduk santai) adalah sebuah gerobag dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Di Solo dikenal sebagai warung hik ("hidangan istimewa ala kampung") atau wedangan. Gerobag angkringan biasa ditutupi dengan kain terpal plastik dan bisa memuat sekitar 8 orang pembeli. Beroperasi mulai sore hari, ia mengandalkan penerangan tradisional yaitu senthir, dan juga dibantu oleh terangnya lampu jalan.

Makanan yang dijual meliputi nasi kucing, gorengan, sate usus (ayam), sate telur puyuh, keripik dan lain-lain. Minuman yang dijualpun beraneka macam seperti teh, jeruk, kopi, tape, wedang jahe dan susu. Semua dijual dengan harga yang sangat terjangkau.

Meski harganya murah, namun konsumen warung ini sangat bervariasi. Mulai dari tukang becak, tukang bangunan, pegawai kantor, mahasiswa, seniman, bahkan hingga pejabat dan eksekutif. Antar pembeli dan penjual sering terlihat mengobrol dengan santai dalam suasana penuh kekeluargaan.


Angkringan juga terkenal sebagai tempat yang egaliter karena bervariasinya pembeli yang datang tanpa membeda-bedakan strata sosial atau SARA. Mereka menikmati makanan sambil bebas mengobrol hingga larut malam meskipun tak saling kenal tentang berbagai hal atau kadang berdiskusi tentang topik-topik yang serius. Harganya yang murah dan tempatnya yang santai membuat angkringan sangat populer di tengah kota sebagai tempat persinggahan untuk mengusir lapar atau sekedar melepas lelah.

Di Madiun sendiri sudah mulai berkembang, mulai dari coffee shop, cafe, dan angkringan. Banyak pilihan menu yang ditawarkan oleh kulineran di Madiun. Mulai yang bergaya menu western, traditional, hingga italian food. Jadi, sekarang sudah tak bingung lagi kalau mau hangout bersama teman-teman atau relasi, tinggal pilih saja mau nongkrong di cafe mana...