Kamis, 31 Juli 2014

Coffee Fest AE, Bukan Sekedar Ngopi

Barista dari Madiun dan Jogja sedang narsis selepas acara
Ngopi bukan lagi sebuah kegiatan biasa. Sudah menjadi trend dan lifestyle. Tidak jarang dijumpai seorang eksekutif muda, sepulang dari bekerja menghabiskan waktu di sebuah kedai kopi, sambil berbincang dengan relasi kerja dan meluangkan waktu untuk menilik socmed. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan kedai kopi di Madiun menjadi semakin pesat. Di tahun 2009 awal barangkali hanya satu atau dua kedai kopi yang beroperasi di Madiun. Kebanyakan hanyalah warung angkringan di pelataran stadion atau alun-alun. Kini, kedai kopi sudah menjamur, hingga jumlahnya lebih dari sepuluh. 

Barista tak hanya menyajikan kopi,
namun juga memberikan edukasi pada pecinta kopi

Memang tak bisa dipungkiri, kopi menjadi salah satu minuman paling diminati di masyarakat. Ada benarnya jika seseorang mengatakan, "ide dan kreatifitas bisa muncul ketika ada secangkir kopi disamping laptop." Sudah menjadi semacam sugesti bahwa kopi bisa meningkatkan daya kreatifitas seseorang dalam menuangkan ide. Anda percaya??


Coffee Brewing Class bersama Pepeng,
barista dari Klinik Kopi Jogja 

Disinilah para pecinta kopi dan barista berkumpul untuk bersama-sama mengadakan sebuah acara ngopi. Dikemas dalam konsep yang sederhana namun tepat, mengawinkan antara kopi dan fotografi. "Pecinta fotografi di Madiun itu kebanyakan doyan kopi juga soalnya." kata ketua komunitas Madiun Photography, Philip Wibowo.


Peserta Lomba Motret Kopi, sedang mencari angle yang pas

Acara yang digelar selama dua hari tersebut, tergolong cukup sukses dengan menghadirkan 9 barista dari Madiun, dan seorang barista dari Jogja. Beberapa kedai kopi yang berkontribusi dalam Coffee Fest AE diantaranya adalah Waroeng Latte, Kedai Becak, Markas Kopi, After Hour, De-Klop, Enefka Pe, Pring Ijo, Notoroso, Ikopi, dan Klinik Kopi. Tak hanya sruput kopi, di acara tersebut juga diadakan Lomba Motret Kopi dengan tema 'Kopi Menurut Kamu' dimana peserta lomba ditantang kreatifitasnya untuk mengembangkan konsep kopi dalam fotografi. 

Peserta Lomba Motret Kopi, menentukan konsep kopi yang
akan dituangkan dalam fotografi

"Motret Kopi ini termasuk dalam still life dan Food & Beverage Photography, namun disini akan ditekankan pada Food & Beverage Photography nya." kata Niko Marta Whiyana, selaku trainer workshop dan juri dalam Lomba Motret Kopi yang digelar pada hari kedua. Antusias masyarakat sangat luar biasa. Pengunjung yang datang tak hanya dari Madiun, tapi ada yang datang jauh-jauh dari Malang, Jakarta, dan beberapa kota lain sekedar ingin ngopi dan saling mengenal sesama pecinta kopi. 

selain ngopi, pengunjung juga bisa menikmati acara music
dari Grup Bagus and Friends

Yang menjadi poin utama dalam Coffee Fest AE pertama ini yaitu Coffee Brewing. Bagaimana cara mengolah dan menyajikan kopi. Karena beda pengolahan maka beda pula rasa yang diciptakan. Disinilah barista mendapatkan tugas dalam meng-edukasi masyarakat tentang kopi, sehingga bisa menghargai kopi. 

Memang, harga kopi di kedai kopi tak semurah kopi di warung, karena dari pengolahan dan cita rasa yang dihasilkan memang berbeda. "Saya puas sekali dengan acara ini, karena ini memang cita-cita saya sejak dulu ingin mengedukasi masyarakat tentang kopi." sahut Ferry, pemilik Kedai Kopi Waroeng Latte. 

Ikopi, salah satu kedai kopi tertua diantara kedai kopi lain
yang ikut di acara Coffee Fest AE ini
Masing-masing kedai kopi yang tampil di acara Coffee Fest AE tersebut memiliki ciri khas. Ada yang menampilkan Latte, Cappucino, Single Original, dan Kopi Tubruk ala Ikopi. Jika Anda belum sempat datang di acara Coffee Fest AE yang pertama, Anda bisa datang di acara Coffee Fest AE kedua yang akan digelar lebih meriah lagi dengan konsep yang lebih menantang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar